Minggu, 29 Agustus 2010

In memoriam Kang Ibing

”Dia (Kang Ibing) dulu suka menggosipkan saya sudah meninggal.Begitu juga saya. Waktu saya lagi syuting di Cianjur dulu, ada polisi yang mendekati saya dan bilang ini bener Kang Aom? Kan kata Kang Ibing,Kang Aom sudah meninggal,”kenang Aom Kusman. Bagi presenter senior dan seniman SundaAom Kusman,meninggalnya Kang Ibing bagaikan petir di siang bolong.



Bercanda soal kematian menjadi humor biasa bagi Aom Kusman dan Kang Ibing. Dia bahkan sempat menyangka berita kematian Ibing kebohongan belaka dan hanya candaan sang legenda Sunda itu. Dia baru percaya setelah kru Radio Mara,radio tempat dua sahabat itu pertama kali aktif di dunia broadcasting,menyebutkan kabar tersebut datang dari anak Ibing. Beberapa saat kemudian,kabar meninggalnya Ibing tampil di jejaring sosial Facebook danTwitter.

”Saya pun percaya, tapi masih belum percaya dia sudah tidak ada, saya kehilangan,”ujar Aom saat ditemui Seputar Indonesia di rumahnya, Jalan Rajamantri Tengah III No1,Kota Bandung,kemarin. Aom mengenal pria bernama asli Raden Aang Kusmayatna Kusumadinata itu pada pertengahan tahun 1960-an. Saat itu, keduanya aktif di Daya Mahasiswa Sunda (Damas) atau organisasi mahasiswa yang tertarik dengan ke-Sundaan. Di organisasi tersebut pertama kali ada pagelaran kawinan senopati.

”Saya sudah kenal Ibing dengan bodoran-bodoran-nya. Jadi, saya mengajak dia untuk berperan menjadi lebe(penghulu).Dulu dia belum terkenal, hanya beberapa orang yang mengenalnya. Akhirnya kawinan senopati menjadi acara yang digemari di Damas, ”ungkap Aom. Pada 1970, Aom menjadi penyiar di Radio Mara.Dia mengajak Ibing untuk menjadi penyiar.Ibing pun diterima.

Lalu, siaran keduanya yang dinamakan Kios Cinta menjadi legenda. ”Anak muda dulu, setiap malam Jumat dan malam Minggu pada begadang mendengarkan kami.Tidak ada yang tidak kenal kami di Radio Mara,” ungkap Aom. Pada 1976,Ibing dan Aom menjadi bintang di film pertamanya berjudul Si Kabayan. Keduanya beradu akting dengan aktris Leni Marlina. Di situlah awal terbentuknya D’Kabayan bersama tiga teman lainnya, yakni Suryana Fatah atau Mang Fatah,Wawa Sofyan, dan Ujang.

D’Kabayan sukses total. Aom masih ingat momen pertama manggung grup lawak tersebut di Palembang, Sumatera Selatan, bersama grup vokal Bimbo. ”Dari situlah kami menginvasi Indonesia. Kami main di berbagai tempat di Indonesia dengan sambutan yang luar biasa,” ujarnya. Tapi, maut memisahkan mereka. Wawa Sofyan pertama kali dipanggil Sang Khalik. Beberapa tahun kemudian giliran Suryana Fatah yang meninggal dunia, lalu tidak lama Ujang menyusul.

”Kami berdua (Ibing dan Aom) pernah bercanda. Siapa duluan nih yang dipanggil. Tahunya Ibing.Dan saya menjadi orang terakhir di D’Kabayan,” ungkap Aom. Pada tahun 1990,Aom yang mengaku lebih ngepop menjajaki dunia hiburan ibu kota. Dia mulai menjadi presenter kuis Siapa Diadi TVRI. Seiring dengan kesibukannya di Jakarta, Aom mengurangi siarannya di Radio Mara. Ibing tinggal sendiri. ”Tapi dasar Ibing cerdas, dia memiliki ide untuk acara Cianjuran.

Dan acaranya itu ternyata juga menjadi legenda di Mara,”ungkap Aom. Pada 1995, Aom total meninggalkan dunia siaran dan masuk ke jagat visual atau televisi.Namun, hubungan mereka tidak pernah surut, meski hubungan komunikasi tidak seperti dulu lagi karena dipisahkan jarak Jakarta dan Bandung. Menurut Aom, Ibing lebih kepada dunia ke-Sundaan, sementara dia lebih ngepop.

”Susah menemukan seorang teman secerdas dia.Tapi,dia juga tidak akan pernah bisa punya pasangan yang seperti saya. Karena kami sudah sama-sama tahu jika kami lucu-lucuan, saya mancing ke mana,Ibing ke mana,”cerita Aom. Bagi Aom, meninggalnya Ibing berarti dia tidak akan menemukan lagi humornya dan bercandaan yang superlucu. Banyak kenangan di antara keduanya yang selalu membuat Aom tertawa terkikik sendirian. (krisiandi sacawisastra)


Tulisan ini dimuat di Harian Seputar Indonesia Edisi 21 Agustus 2010. Dan entah kenapa wawancara dengan Aom Kusman ini menarik buat saya. Untuk pertama kalinya, saya meminta foto bareng dengan Aom Kusman.





Keterangan Foto: Kang Ibing (net)
Saya dan Kang Aom (Mudasir/Seputar Indonesia)

Tidak ada komentar: